Langsung ke konten utama
loading

Saat Guru Bijak Memberi Keadilan

Siapa Yang Benar? Di jaman ini pertanyaan ini seringkali menggelitik dan membingungkan, @-) karena kok sepertinya meng-klaim bahwa dirinya atau golongannya saja yang benar, lalu orang lain atau golongan lain pasti salah. Walaupun kisah dibawah ini tidak memberikan kita bagaimana menilai yang benar dan yang salah, namun mengajarkan kita untuk bijaksana dalam bertindak. Salah satu contoh tindakan bijaksana seorang guru.

Guru Bijak

Baiklah mari kita simak kisahnya. Rewrite dari komunitas di Google plus. O iya, gambar Ki Hajar Dewantara hanya ilustrasi gambar, jadi ini bukan kisah dari beliau, digunakan sebagai gambar ilustrasi karena beliau adalah manusia bijaksana dan gurunya para guru.

Alkisah, hidup seorang guru yang sangat dihormati karena tegas & jujur. Suatu hari, 2 muridnya menghadap sang guru. Ternyata masalahnya mereka telah bertengkar hebat & nyaris beradu fisik. Dan lucunya, ternyata keduanya berdebat tentang hasil hitungan 3 kali 7 dimana hasil hitungan mereka berbeda. Pesan Guru

Murid pandai mengatakan hasilnya 21. Sedangkan si murid bodoh bersikukuh hasilnya adalah 27. Murid bodoh menantang murid pandai supaya gurunya menilai siapa yang benar diantara mereka. Murid bodoh mengatakan, "Jika saya yang benar bahwa 3 kali 7 hasilnya adalah 27, maka kamu harus mau dicambuk 10 kali oleh Guru. Tetapi jika kamu yang benar ( 3 x 7 = 21 ), maka saya bersedia untuk memenggal kepala saya sendiri. Haa haaaa... haa..." Demikian si bodoh menantang dengan sangat yakin akan pendapatnya. "Katakan guru, mana yang benar?" Tanya murid bodoh.

Ternyata sang guru memvonis cambuk 10 kali bagi murid yang pandai (yang menjawab hasil 3 kali 7 adalah 21) :-o

Tentu saja si murid pandai ~x( protes, namun gurunya menjawab, "Hukuman ini bukan untuk hasil hitunganmu, tapi untuk ketidak-arifanmu karena berdebat dengan orang bodoh yang tidak tahu kalau 3 kali 7 adalah 21." :-bd

Sang Guru melanjutkan, "Lebih baik melihatmu dicambuk dan menjadi lebih arif bijaksana daripada guru harus melihat 1 nyawa terbuang sia-sia."

Pesan Moral

Hindari berdebat dengan orang yang tidak menguasai permasalahan, sebab bila mental kita masih lemah maka hanya emosi dan permusuhan yang didapat. Berdebat dan bertengkar untuk sesuatu yang tidak perlu direbutkan kebenarannya hanya akan menguras energi percuma.

Ada saatnya kita diam untuk menghindari/mengakhiri perdebatan yang tidak perlu. Diam bukan berarti kalah, menang juga bukan hal yang luar biasa.

Pemenang sejati adalah orang yang mampu menaklukkan egonya sendiri. Damai itu indah, setiap orang mendambakan kedamaian hidup.

Semoga kita menjadi insan yang bijak, tidak sekarang mungkin, namun menuju kearah sana. Aamiin. Eh, ngomong-ngomong jangan-jangan kamu juga gak tahu hasil perkalian dari ( 3 x 7 ), ahahaha. =))

Selamat hari Pahlawan!

star
Bagikan

Author

AdminSaya adalah blogger kampung Pondok Jeruk. Jika dalam beberapa posting saya ada yang tidak berkenan, mohon dimaklumi saya wong ndeso. :)

Post “Saat Guru Bijak Memberi Keadilan” ini saya unggah dari Wringin Agung, Jombang Sub-District, Jember Regency, East Java, Indonesia. 
Published:Kamis, 9 November 2017
Last Modified:2020-12-17T02:19:18Z

Recent Posts

    Recent Comments