Langsung ke konten utama
loading

Dua Versi Legenda Asal Muasal Ritual Pesugihan Gunung Kemukus

 

Saya tidak menyebutnya "sejarah ritual me5um pesugihan gunung Kemukus", :d karena kebenaran dari cerita rakyat dua versi yang berkembang di sekitar Jawa Tengah tidak bisa dianggap sebagai "sejarah", lebih dekat pada sebuah legenda rakyat semata. Tujuan menuliskan post ini bukan untuk ditiru, namun untuk memberikan peringatan agar kita tidak terperosok dalam jebakan iblis dengan menganut pesugihan, sebagaimana sebelumnya pernah mengulas tentang pesugihan gunung Kawi.

Ritual Pesugihan Gunung Kemukus

Posting ini berasal dari posting lama di blog jadul, dan justru di komentarnya ada komentator yang memberikan versi lain dari legenda asal muasal dari ritual pesugihan di gunung Kemukus. Maka disini kedua versi tersebut akan dituliskan. Takutlah kepada Allah

Gunung Kemukus terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen, 30 kilometer sebelah utara Kota Solo. Untuk mencapai daerah ini tidak terlalu sulit, dari Solo bisa naik bus jurusan Purwodadi dan turun di Belawan. Di sebelah kiri jalan akan kita temukan pintu gerbang yang bertuliskan “Daerah Wisata Gunung Kemukus”. Dari sini bisa naik ojek atau berjalan kaki menuju tempat penyeberangan dengan perahu. Perlu diketahui bahwa sejak penggenangan Waduk Kedung Ombo, Gunung Kemukus menjadi seperti sebuah “pulau” tetapi pada waktu musim kemarau air akan surut dan praktis kita tidak memerlukan lagi jasa penyeberangan.

Pesugihan Gunung Kemukus

Gunung Kemukus identik sebagai kawasan wisata 5ek5 karena di tempat ini orang beralasan melakukan itu untuk menjalani laku ritual ziarahnya, itulah syarat kalau mereka ingin kaya dan berhasil. Dalam suatu aturan yang tidak resmi diwajibkan bahwa setiap peziarah harus berziarah ke makam Pangeran Samudro sebanyak 7 kali yang biasanya dilakukan pada malam Jum’at Pon dan Jum’at Kliwon atau pada hari-hari dan bulan yang diyakhini baik, melakukan hubungan s3ksual dengan seseorang yang bukan suami atau istrinya (mereka boleh membawa pasangannya sendiri atau mungkin bertemu di sana). Haduh-haduh... dari sini aja sudah kelihatan gak benernya. \:d/

Pesugihan Gunung Kemukus

Nah mari kita ikuti sejarahnya meskipun hanya sebuah legenda rakyat daerah.

Legenda Versi 1

Dikisahkan tentang seorang Pangeran dari kerajaan Majapahit yang bernama Pangeran Samudro (ada yang menyebut bangsawan ini berasal dari Majapahit, ada pula yang menduga dari zaman kerajaan Pajang). Pangeran Samudro ini jatuh cinta kepada ibunya sendiri (Dewi Ontrowulan). Ayahanda Pangeran Samudro yang mengetahui hubungan anak dan ibu tersebut menjadi murka dan kemudian mengusir Pangeran Samudro.

Dalam kenestapaannya, Pangeran Samudro mencoba melupakan kesedihannya dengan melanglang buana, akhirnya ia sampai ke Gunung Kemukus. Tak lama kemudian sang ibunda menyusul anaknya ke Gunung Kemukus untuk melepaskan kerinduan. :-ss Wah ibu dan anak sama bejatnya nih! @-)

Namun sial, sebelum sempat ibu dan anak ini melalukan hubungan intim, penduduk sekitar memergoki mereka berdua yang kemudian merajamnya secara beramai-ramai hingga keduanya meninggal dunia. Keduanya kemudian dikubur dalam satu liang lahat di gunung itu juga.

Menurut cerita, sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir Pangeran Samudro sempat meninggalkan sebuah pesan yaitu, siapa saja yang dapat melanjutkan hubungan suami-istrinya yang tidak sempat terlaksana itu akan terkabul semua permintaannya.

Konon selengkapnya ia berujar demikian, “Baiklah aku menyerah, tapi dengarlah sumpahku. Siapa yang mau meniru perbuatanku , itulah yang menebus dosaku dan aku akan membantunya dalam bentuk apapun.”

Legenda Versi 2

Alkisah, seorang pangeran dari dinasti Mataram, pangeran Samodra namanya, jatuh cinta kepada ibu tirinya. Cintanya pun tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi tentu saja, cinta yang tidak lazim tersebut mendapat tentangan dari sang Raja. Namun, cinta itu buta, kata banyak orang. Maka sang Pangeran pun diusir dari keraton. Tapi karena kesetiaan cinta, ibu tirinya pun nekad menyusul sang pangeran.

Sampailah sang Ibu Tiri di Gunung Kemukus, tempat pengasingan sang Pangeran. Malangnya, yang dijumpainya tinggal gundukan tanah kuburan. Karena Pangeran Samodra telah keburu wafat. Maka berkatalah Dewi Ontrowulan, sang Ibu Tiri, "Kiranya terbukalah tanah kuburan ini untuk menelan jasadku, biarlah aku dikuburkan bersama kekasihku."

Lalu terdengar suara tanpa rupa, "Sesucikanlah dirimu terlebih dahulu, sebelum aku bersedia menerimamu."

Maka Dewi Ontrowulan pun membersihkan dirinya di sebuah sendang (sumur) yang ada di dekat situ. Hingga saat ini sendang tersebut disebut Sendang Ontrowulan. Konon, setelah sang Dewi selesai sesuci, gundukan tanah kuburan tersebut terbuka, dan menelan jasad Dewi Ontrowulan untuk selamanya. Lalu terdengar lagi suara tanpa rupa, "Barangsiapa yang mengenang kisah cinta ini, apapun keinginannya akan terkabulkan."

pesugihan gunung Kemukus

Nah itulah kisah legenda 2 versi dari ritual pesugihan gunung Kemukus. Dan pernyataan dari Pangeran Samudro itulah asalnya dari ritual pesugihan ini. Mereka melakukan ritual dengan harapan ditolong oleh Pangeran Samudro.

Yang jelas Anda jangan ikuti jejak Pangeran Samudro ya, karena pasti akan mengalami akibat tragis seperti dia yang bejat itu. Buktinya tempat itu menjadi bejat juga sampai sekarang, menjadi tempat operasi para wanita malam dengan alasan menjadi peziarah, padahal hanya "berjualan". :(

star
Bagikan

Author

AdminSaya adalah blogger kampung Pondok Jeruk. Jika dalam beberapa posting saya ada yang tidak berkenan, mohon dimaklumi saya wong ndeso. :)

Post “Dua Versi Legenda Asal Muasal Ritual Pesugihan Gunung Kemukus” ini saya unggah dari Wringin Agung, Jombang Sub-District, Jember Regency, East Java, Indonesia. 
Published:Selasa, 2 Januari 2018
Last Modified:2018-01-02T18:43:22Z

Recent Posts

    Recent Comments