Langsung ke konten utama
loading

Ingin Keindahan dan Kebahagiaan? Stop Comparing!

Kembali mencatat tentang kisah yang mengandung motivasi dan pencerahan untuk kehidupan ini. Kali ini bercerita tentang Nasruddin Hoja. Beliau dikenal sebagai seorang waliyullah dan beberapa cerita mengenai beliau banyak disisipi kisah humor. Kali ini adalah tips Jika Anda Ingin Menuju Keindahan dan Kebahagiaan, dimana perlu melakukan Stop Comparing!, itulah langkah paling awal. Kita ikuti kisahnya aja yuk. Baru nanti akan ada renungan untuk kisah konyol yang diangkat. Stop Comparing

Stop Comparing Pada suatu hari, Nasruddin mencari sesuatu dihalaman rumahnya yang penuh dengan pasir. Apa yang dicarinya? Ternyata dia sedang mencari jarum. Salah seorang tetangganya yang merasa kasihan, ikut membantunya mencari jarum tersebut. Tetapi selama sejam mereka mencari jarum itu tidak ketemu juga.

Akhirnya sang tetangga tadi bertanya, "Jarumnya jatuh dimana?"

"Jarumnya jatuh di dalam," jawab Nasruddin.

GUBRAK...! " Kalau jarum bisa jatuh di dalam, kenapa mencarinya diluar?" tanya tetangganya.

Dengan ekspresi tanpa dosa, Nasruddin menjawab, "Karena didalam gelap, diluar terang."

Hahaha... mari tertawa dulu setelah membaca kisah diatas.

Begitulah, perjalanan kita mencari kebahagiaan dan keindahan. Sering kali kita mencarinya di luar dan tidak mendapat apa-apa. Sedangkan daerah tergelap dalam mencari kebahagiaan dan keindahan, sebenarnya adalah daerah-daerah didalam diri. Justru letak 'sumur' kebahagiaan yang tidak pernah kering, berada di dalam. Tak perlu juga mencarinya jauh-jauh, karena 'sumur' itu berada didalam semua orang.

Sayangnya karena faktor peradaban, keserakahan dan faktor lainnya, banyak orang mencari sumur itu diluar. Ada orang yang mencari bentuk kebahagiaannya dalam kehalusan kulit, jabatan, baju mahal, mobil bagus atau rumah indah. Namun kenyataannya, setiap pencarian diluar tersebut akan berujung pada bukan apa-apa. Karena semua itu, tidak akan berlangsung lama. Kulit, misalnya, akan keriput karena termakan usia, mobil mewah akan berganti dengan model terbaru, jabatan juga akan hilang karena pensiun.

"Setiap perjalanan mencari kebahagiaan dan keindahan diluar, akan selalu berujung pada bukan apa-apa, leads you nowhere. Setiap kekecewaan hidup yang jauh dari keindahan dan kebahagiaan, berangkat dari mencarinya diluar".

Untuk mencapai tingkatan kehidupan yang penuh keindahan dan kebahagiaan seseorang harus melalui 5 (lima) buah 'pintu' yang menuju ketempat itu.

Pintu pertama

Stop comparing, start flowing

"Stop membandingkan keadaan diri sendiri dengan yang lain. Seorang ayah atau ibu belajar untuk tidak membandingkan anak dengan yang lain. Karena setiap pembandingan akan membuat anak-anak mencari kebahagiaan di luar."

Setiap penderitaan hidup manusia, setiap bentuk ketidakindahan, dimulai dari membandingkan.

Apa yang disebut flowing ini sesungguhnya sederhana saja. Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika kita mulai belajar menerimanya. Sehingga kepercayaan diri juga dapat muncul. Kepercayaan diri ini berkaitan dengan keyakinan-keyakinan yang kita bangun dari dalam. "Tidak ada kehidupan yang paling indah dengan menjadi diri sendiri. Itulah keindahan yang sebenar-benarnya!".

Pintu kedua

Menuju keindahan dan kebahagiaan adalah memberi

Sebab utama kita berada di bumi ini, adalah untuk memberi. "Kalau masih ragu dengan kegiatan memberi, artinya kita harus memberi lebih banyak, Saya melihat ada 3 tangga emas kehidupan. I intend good, I do good and I am good. Artinya kira-kira adalah "Saya berniat baik, saya melakukan hal yang baik, kemudian saya menjadi orang baik". Yang baik-baik itu bisa kita lakukan, bila kita konsentrasi pada hal memberi," Memberi tidak harus selalu dalam bentuk materi. Pemberian dapat berbentuk senyum, pelukan, perhatian, dan setiap manusia yang sudah rajin memberi, dia akan memasuki wilayah beauty and happiness.

"Saya sering bertemu dengan orang-orang kaya. Ada yang suka memberi, ada yang pelit. Saya melihat orang yang tidak suka memberi muka orang itu keringnya minta ampun. Orang yang mukanya kering ini bertanya pada saya, apa rahasia kehidupan yang paling penting yang bisa saya bagi ke saya. Saya bilang: sleep well, eat well," Artinya memang, untuk ongkos untuk menjadi bahagia tidak mahal. Hanya saja orang sering kali memperumit hal yang sudah rumit. Kalau kita sederhanakan, sleep well, eat well akan jadi mudah jika diikuti dengan kegiatan memberi. "Tidak perlu khawatir, setiap pemberian itu ada yang mencatat. Jika atasan Anda di kantor tidak mencatat pemberian Anda, ada 'Atasan Tertinggi' yang mencatatnya. Mirip dengan petani, orang-orang yang suka memberi akan memanen hasil-hasil yang diharapkan"

Pintu ketiga

Untuk menuju keindahan dan kebahagiaan adalah berawal dari semakin gelap hidup Anda, semakin terang cahaya Anda di dalam

Perhatikanlah bintang di malam hari tampak bercahaya, jika langitnya gelap. Sedangkan, lilin disebuah ruangan akan bercahaya bagus, jika ruangannya gelap. Artinya, semakin Anda berhadapan dengan masalah dan cobaan dalam hidup, semakin bercahaya Anda dari dalam. "Jika Anda punya suami yang keras dan marah-marah, jangan lupa mengucapkan terima kasih padaTuhan. Karena suami yang keras dan marah-marah, Anda punya istri cerewetnya minta ampun. Ucapkan terima kasih pada Tuhan, karena orang cerewet adalah guru kehidupan terbaik. Paling tidak dari orang cerewet kita belajar tentang kesabaran.Jika Anda punya atasan diktatornya minta ampun, itu sengaja ada yang kirim. Agar Anda belajar tentang kebijaksanaan".

Orang yang pada akhirnya menemukan keindahan dan kebahagiaan, biasanya telah lulus dari universitas kesulitan. Semakin banyak kesulitan hidup yang kita hadapi, semakin diri kita bercahaya dari dalam. Mengutip perkataan Jalaluddin Rumi, semuanya dikirim sebagai pembimbing kehidupan dari sebuah tempat yang tidak terbayangkan. "Tidak hanya orang cantik saja yang berguna, orang jelek juga berguna. Gunanya adalah karena orang jelek, orang cantik terlihat jadi tambah cantik. Jadi semuanya ada gunanya, untuk menghidupkan cahaya-cahaya beauty and happiness."

Pintu keempat

Surga yang bukanlah sebuah tempat, melainkan adalah rangkaian sikap

"Bila Anda melihat hidup penuh dengan kesusahan dan godaan, maka neraka tidak ketemu setelah mati. Neraka sudah ketemu sekarang". Sedangkan Anda akan bertemu surga, jika hasil dari rangkaian sikap Anda benar.

Sikap ini dimulai dari berhenti mengkhawatirkan segala sesuatunya, dan coba yakinkan diri bahwa everything will be allright. Setiap kali kita beribadah, berdoa dan memuja Tuhan, tetapi setiap kali pula kita merasa takut. Padahal ketakutan adalah sebentuk ketidak-yakinan terhadap Tuhan.

"Kalau Anda berdoa tapi masih takut, mendingan jangan berdoa karena tidak yakin. Lebih baik Anda yakin, hidup ini berjalan sempurna, doanya pas-pasan tapi Anda yakin jauh lebih baik".

Pintu kelima

Menuju keindahan dan kebahagiaan yakni tahu diri kita dan kita tahu kehidupan

Ada cerita tentang kumpulan binatang yang hendak bikin sekolah karena mereka tidak mau kalah dengan manusia. Semua binatang mengikuti kursus berlari, berenang dan terbang. Tetapi 11 tahun kemudian, binatang-binatang tersebut merasa lelah sekali.

Burung tetap hanya bisa terbang, ikan tetap hanya bisa berenang, dan srigala tetap hanya bisa berlari. Akhirnya mereka sampai pada sebuah kesimpulan, bahwa mereka harus tahu diri. Ikan mesti tahu diri hanya bisa berenang, burung mesti tahu diri hanya bisa terbang sedangkan serigala harus tahu diri hanya bisa berlari. Sehingga, seperti hewan-hewan tersebut, manusia-manusia yang tidak tahu diri adalah manusia yang tidak pernah ketemu keindahan dan kebahagiaan.

Di akhir tulisan mari kita camkan sebuah kalimat bijak:

"Sumur kehidupan yang tidak pernah kering berada di dalam. Sumur ini hanya kita temukan dan kita timba airnya kalau kita bisa mengetahui diri kita sendiri," Seandainya diri sendiri telah ditemukan, maka artinya kita kemudian mengetahui kehidupan.

Semoga memberi pencerahan.

star
Bagikan

Author

Jati SusilowatiOrang jawa biasa, yang mencoba mensyukuri nikmat dari gusti (Allah). Sura Dira Jayaningrat, x( Lebur Dening Pangastuti. ~o) @};- SEMANGAT!

Post “Ingin Keindahan dan Kebahagiaan? Stop Comparing!” ini saya unggah dari Surabaya, Kota SBY, Jawa Timur, Indonesia. 
Published:Jumat, 29 September 2017
Last Modified:2020-11-18T00:49:59Z

Recent Posts

    Komentar 2  Recent Comments